Arti Sahabat
Sebuah pengalaman dan
penyesalanku yang sampai saat ini terasa dihatiku, sekitar lima tahun yang
lalu, saat aku belum menikah dan sibuk dengan pekerjaan, sehingga aku tidak
terlalu sering nongkrong lagi dengan teman-teman aku yang ada di komplek
menteri..double what komplek menteri.
Itulah sebutan yang kami berikan kepada
komplek yang sederhana dan memiliki banyak cerita kehidupan karena kami besar
disana secara bersama-sama. Saat menganggur aku sering nongkrong dengan
teman-teman menghabiskan malam, dengan obrolan-obrolan ringan, tertawa atau
ngobrolin masalah cewek..apa cowok suka
gosip juga yah..he..hee, ada juga loh yang curhat..curhatan kalau ada
masalah dengan ceweknya, eitt..rahasia cowok yah jangan disebarluaskan.
Waktu berjalan dengan
cepat, tak terasa dan tak berbekas mungkin dengan hanya membaca sejarah,
melihat foto-foto lama, melihat video rekaman akan terlihat bagaimana diri
kita, memang bagaimana diri kita ?
Di suatu malam setelah aku
pulang kantor, rasa lelah mengerogoti tubuh ini, ingin keluar rumah males
banget, akhirnya aku keluar rumah karena ada kebutuhan khusus yang harus aku
beli di warung, ayo apa itu kebutuhan khusus aku ?,mau tahu ?, kasih tahu ga
yah?.
Setelah berjalan menuju
warung dan membeli kebutuhan khusus, aku melihat Jeber (nama aslinya aku lupa
karena penyakit di kepala aku akan memori untuk mengingat nama yang sangat
buruk), ia nongkrong sendiri, sudah lama aku tidak melihat dirinya kata hati
aku, Cek..cek bukan mengunyah makan loh nama panggilan keren dahulu yaitu Encex
karena aku agak mirip orang cina, udah ga usah dibayangin yah, kita lanjutin
cerita aku. Aku tidak menghampirinya malam itu karena ngantuk dan capek, sambil
melambaikan tangan dan menjawab bahwa aku capek dan langsung menuju rumah. Ada
rasa menyesal dan kasihan menyelimuti diriku kepada Jeber, tetapi rasa lelah
ini mengalahkan semua itu. Aku tertidur dan melakukan aktifitas seperti biasa
keesokan harinya. Aku ingin bertemu dengan Jeber tetapi dia juga telah bekerja,
waktu terus belalu seperti kentut yang tak dapat ditahan..ihh jorok ahh, tetapi
benar kan?.
Dua minggu kemudian malam
seperti waktu yang lalu terjadi lagi, saat itu aku bersama dengan mantan pacar
aku yang telah naik pangkat menjadi istri tercintaku..he..hee, aku bertemu
dengan Jeber, ia ingin sekali berbicara kepada aku itu yang aku tangkap dari
tatapan matanya saat kamu bertemu dan hanya say hai saja, dalam hati aku
bertanya kepada diri aku, apa gerangan yang ingin Jeber katakan kepada aku?,
setelah mengantar calon istri pulang, aku mencari Jeber dan ingin menanyakan
apa yang akan ia bicarakan, aku tak bertemu dengannya karena ia keluar bersama
temanku yang lain, dua kali kesempatan bertemu tetapi tak berbicara sedikitpun.
Keesokannya aku melakukan aktifitas dan bekerja seperti biasa, setelah pulang
kantor dan istirahat sebentar aku ingin bertemu Jeber karena ingin tahu apa
yang mau dia bicarakan?, santai menuju tempat tongkrongan seperti biasa, ada
bendera kuning berkibar….tahukan artinya apa?. Ada orang meninggal, tadi ga ada
bendera kuning saat aku sampai kantor tetapi mengapa sekarang ada, ehh..andy
emang kamu yang ngatur umur orang?..he..hee bukan hanya Allah SWT yang mengatur
umur kita, kemudian sebuah berita yang membuat aku terdiam…Jeber sahabat dan
teman aku meninggal..aku lemas dan lunglai.., aku menyesal..sampai
sekarang..apa yang ingin kau bicarakan sahabat..maafin aku tidak mau mendengar
dan tak mau menghampirimu waktu itu, walau hanya sebentar.
Ya Allah berikan tempat
yang terbaik untuk sahabatku, ampuni segala dosa dan kesalahannya dan terima
amal semua amal perbuatannya, amin.
Sebuah penyesalan, dan tak
banyak orang yang tahu tentang kejadian tersebut telah membuat aku menderita dan
menyesal, aku kunjungi keluarganya dan aku tanyakan apa yang bisa aku bantu,
sebuah bantuan yang sederhana tetapi menemanimu sahabat yang hanya itu yang
bisa aku berikan untuk menebus kesalahan dan ketidakberpihakan waktu kepada
kita. Selamat tidur sahabat selamat jalan semoga Allah SWT melindungi dan
menyayangimu seperti para pelayat yang sangat banyak, sampai-sampai seorang
nenek tua memaksakan datang karena sebuah kebaikan yang dilakukan dirimu semasa
hidup dan sepertinya engkau orang yang special untuk dirinya karena ia menangis
dan memuji-muji dirimu, kebaikanmu yang tak banyak orang yang tahu, hanya kau
simpan sendiri dan baru terkuak setelah engkau meninggalkan dunia ini sobat.
Udah..cup..cupp jangan
nangis tolong bantu doa untuk sobatku yah..
Cerita Kebaikan sahabatku
Jeber semoga kita belajar dari kebaikannya
Sebuah kebiasaan yang
jarang kita miliki telah diajarkan oleh Jeber sahabatku, ia bukan seorang ustad
atau ulama, ia hanya pemuda biasa. Setiap pagi ia mendatangi nenek-nenek dan
memberi uang sekedarnya dengan nilai yang tak terlalu besar tetapi sangat
bermanfaat untuk nenek tersebut, setiap ia akan berangkat kerja hal tersebut
yang ia lakukan, ia bukan seorang kaya tetapi setiap hari ia berusaha untuk
berbagi dengan keluarga dan nenek-nenek yang ada disekitar rumah dan bukan
hanya itu yang ia lakukan setiap ia melihat anak yang ingin jajan dan tak
diberi uang oleh orangtuanya, anak tersebut dipanggil olehnya dan disuruh
panggil teman-temannya kemudian mereka dibelikan chiki satu keranjang yang tak
terlalu mahal tetapi anak-anak itu menjadi tersenyum, sebuah kebaikan dan
kelangkaan sikap dari pribadi seorang jeber, saat orang lain sibuk memikirkan
diri sendiri, ia sibuk memikirkan orang lain. Apakah kita bisa seperti dia ?
Mari
kita belajar dari pengalaman sahabatku..jeber
Rasa kehilangan kembali
terjadi..wah apalagi yang terjadi..mau tahu?, sebentar aku makan dahulu, karena
sudah waktunya makan siang dan tadi pagi tak sempat makan nasi dan hanya makan
roti karena tidak selera, orang Indonesia kalau belum makan nasi perutnya akan
terus menagih nasi..nasi he..hee. Pramugari Garuda datang dengan ramah dan
memberikan pilihan makanan, sebentar yah..ambil nafas dulu..biar ga bosen…dan
makan dulu yah…memm..yummy.
Alhamdullilah masih diberi
kesempatan makan nasi dan minum jus orange kesukaan aku setiap kali naik
pesawat Garuda Indonesia, terima kasih yah para pramugari dan pilot. Mari kita
tidur..what tidur..yah kan biasanya abis makan enakkan tidur..pantesan perutmu
andy besar seperti hamil 7 bulan dan udah beberapa tahun ga lahir..lahir.., nah
itu bedanya orang sedang mengandung dengan aku..he.hee.
Udah ah..bosen bercanda
terus, oke kita lanjutkan kembali cerita yang sempat delay
eh..tertunda..weh..wehh..goyang goyang nih pesawat..bentar bentar..may
dey..maydey perjalanan Medan-Jakarta ataupun sebaliknya sering goyang-goyang
seperti naik mobil zig-zag..pake sabuk pengaman..goyang-goyang lagii..ihh genit
nih pesawat..wkk..wkkk, bentar doa dulu yah…
Doa selasai…
Alhamdullilah sudah tidak
goyang-goyang lagi, mari kita lanjutkan cerita, udah sampai mana
tadi..lupa..sebentar aku lihat ke page yang sebelumnya dulu yah..bentar aja…,
Oh rupanya kejadian yang aku alami saat Jeber sahabat dan teman aku meninggal
dan hal yang sama dan peringatan yang sama seperti yang aku alami pada saat
Jeber meninggal, terulang lagi oleh sahabatku Cubunk atau Purnomo Aji, dua kali
aku ditegur dan diajak nongkrong olehnya, aku jarang bertemu dengannya karena
aku sekarang tinggal di daerah Jakarta barat, dimana ayoo?, sehingga aku jarang
datang ke Komplek Menteri, dua kali aku diajak nongkrong dan selalu ketemu saat
aku ingin pulang ke Jakarta Barat bersama anak dan istri aku, aku mohon maaf
karena tak bisa untuk yang pertama kali ketemu, kedua kali aku bertemu
dengannya setelah membeli kebutuhan khusus aku dan kali ini aku juga ga bisa
karena ada suatu keperluan kepada ibu aku, dalam hati jangan-jangan Cubunk akan
meninggal, ahh..itu hanya pikiranku dan mudah-mudahan dia panjang umur. Dua
hari setelah malam pertemuan itu aku harus pergi ke Puncak dan pagi hari..suara
handphone ku bordering, ohh papa menelpon, karena masih ribet membantu istri
untuk membangunkan Putri dan memilih baju yang akan aku bawa ke Puncak maka aku
tak angkat telpon dan aku akan menelpon kembali sebentar lagi, telpon kedua
bordering dari adik aku Yani..wah tumben banget Yani telpon ada apa yah?, aku
biarkan dulu telpon itu berdering dan setelah selesai dan tak bordering, aku
menelpon Yani, ada apa yan tumben telpon pagi-pagi?, yani berbicara dengan
suara lirih..Andy Chubung meninggal..sperti lemas dan kunang-kunang mata aku
dan seperti waktu berhenti beberapa detik dan jantung ini seakan berhenti
berdetak..apa?, Yang bener?, bener Yani menjawabnya dan hari ini
dikuburkan..ohh..ohh..lemas sekali badanku, aku keluar dari kamar dengan lemas
dan meninggalkan istri aku yang sedang merapihkan baju aku, istriku bertanya
dan tak kujawab, seakan tak kudenger apapun juga saat itu dan seakan tak
percaya atas berita itu, aku keluar rumah mencari udara yang segar, ohh..ohh,
innailahirojiun..maaf yah Aji atas ketidak hadiranku karena aku harus melakukan
tugas kantor. Persamaan kejadian yang terulang kembali dan membuat shok hati
ini, mereka berdua adalah sahabatku yang memiliki tempat khusus di hatiku serta
tempat khusus ditempat orang-orang yang telah mereka tolong karena banyak
pelayat yang datang dan merasa kehilangan dan menceritakan kebaikan-kebaikan
mereka, apakah saat kita meninggal ada cerita baik untuk mengantar mayat kita
atau malah cerita yang tidak baik ?
Sebuah penyesalan yang
terulang dan sungguh jika aku tahu umur kalian sebentar lagi, maka aku akan
temani kalian tetapi maaf aku tidak tahu akan hal itu karena itu hanya Allah
SWT yang tahu.
Komentar